MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
“PENDEKATAN DAN METODE DALAM PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN”
Disusun Oleh:
Muhammad Solehan
BAB 1
PENDAHULUAN
Psikologi perkembangan pada
prinsipnya merupakan cabang dari ilmu psikologi. Psikologi itu sendiri
merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada mulanya
berasal dari kata dalam bahasa yunani yaitu “psyche”, berarti, jiwa atau
daya hidup, sedangkan “logos” berarti
ilmu. Jadi secara harafiah, “psychology” berarti
ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan atau “Ilmu Jiwa “. Sedangkan menurut
istilah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, dimana jiwa
termanifestasi dalam tingkah laku atau aktivitas- aktivitas baik motorik,
kognitif, maupun emosi 1. Sedangkan istilah “perkembangan” (development)
dalam psikologi merupakan konsep yang cukup rumit dan kompleks. Perkembangan
itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin memebesar melainkan
didalamnya juga terkandung serangkaian perubahanyang berlangsung secara terus
menerus dan bersifat tetap dari dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju ke tahab kematangan melalui pertumbuhan, pematangan,
dan belajar.
Dalam psikologi perkembangan
terdapat pendekatan-pendekatan dan metode-metode khusus yang digunakan untuk
mengetahui historis suatu perkembangan. Pendekatan-pendekatan itu antara lain :
pendekatan cross-sectional, pendekatan longitudinal, pendekatan sekuensial, dan
pendekatan cross-cultural (lintas-budaya). Masing-masing pendekatan tersebut,
memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu. Sedangkan metode yang digunakan
dalam psikologi perkembangan pun terdiri dari berbagai jenis metode. Pada
prinsipnya sama dengan penelitian dalam ilmu pengetahuan lainya, sehingga
banyak cara yang digunakan untukmengumpulkan data penelitian dalam ilmu ini,
antara lain : metode eksperimen, metode klinis, metode observasi, metode
collection, metode interview, dan metode question-naire. Dalam makalah inilah
akan ada pembahasan lebih mendalam tentang pendekatan dan metode dalam
psikologi perkembangan. Dengan pendekatan-pendekatan dan metode- metode itulah,
seseorang bisa mendapatkan data, sehingga dapat melakukan analisa dan identifikasi
suatu perkembangan maupun pertumbuhan dalam ruang lingkup psikologi.
1.Bimo Walgito ( 2001 ) dalam bukunya
yang berjudul “Pengantar Psikologi Umum”.
BAB II
PEMBAHASAN
Sekilas pengertian
tentang psikologi perkembangan :
Psikologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari
bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah
ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “psyche”,
berarti, jiwa atau daya hidup, sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi secara harafiah, “psychology” berarti ilmu yang memepelajari tentang kejiwaan atau
“Ilmu Jiwa “. Menurut para ahli psikologi, pengertian psikologi secara istilah
adalah sebagai berikut :
- Merupakan ilmu tentang kesadaran manusia 2.
- Merupakan ilmu yang mempelajari prilaku dan proses mental 3.
- Merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu ( meliputi perilaku motorik, kognitif, dan emosi )4.
- Merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa, dimana jiwa termanifestasi dalam tingkah laku atau aktivitas- aktivitas baik motorik, kognitif, maupun emosi 5.
Sedangkan pengertian
perkembangan, Chaplin (2002)6 mengartikan perkembangan sebagai
(1)Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir
hingga mati, (2)Pertumbuhan, (3)Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari
bagian-bagian jasmaniah ke bagian-bagian fungsional., (4)Kedewasaan atau
kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Sementara
itu, Reni Akbar Hawadi (2001)7 menafsirkan,”Perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu
dan tampil dalam kausalitas kemampuan ,sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam
istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali saat pembuahan dan
berakhir dengan kematian”.
2. Wundt
3. Atkinson,
dkk (1996)
4. Woodworth
dan Marquis
5. Bimo
Walgito (2001), pendapat Wundt, Atkinson dkk, Woodworth dan Marquis juga
dirujuk dari buku karya Bimo Walgito yang berjudul “Pengantar Psikologi Umum”.
6. Pendapat
Chaplin yang yang diambil dari buku karya Desmita yang berjudul “Psikologi Perkembangan”(2010)
7. Buku
karangan Hawari dan Reni Akbar yang berjudul “Psikologi Perkembangan Anak :Mengenal Sifat, Bakat,dan Kemampuan Anak”(2001)
Perkembangan itu menunjukkan
suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menunjukkan kedepan dan tidak
dapat diulangi kembali.dalam perkembangan manusia terjadi
perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan
tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan – perubahan dalam
suatu arah yang bersifat maju8.
Psikologi perkembangan lebih
mempersoalkan factor-faktor umum yang memepengaruhi proses perkembangan yang
terjadi di dalam diri seseorang. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog
perkembangan adalah relasi antara kepribadian dan perkembangan. Hal ini
disebabkan oleh pendapat sebagian besar para psikolog bahwa keseluruhan
kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih
menonjol perkembangan pada masa – masa tertentu daripada komponen yang lain, misalnya
fungsi indra dan fungsi motorik menonjol pada tahun – tahun pertama. Dengan
kata lain, psikologi perkembangan lebih tertarik pada struktur yang berbeda –
beda yang tampak pada orang yang tengah berkembang itu. Ia tertarik antara
struktur- struktur itu. Berhubung dengan itulah kadang-kadang dipakai istilah
stadium yang berurutan, bila pembicaraan berkisar pada suatu komponen tertentu,
misalnya perkembangan intelegensi. Kadang – kadang dipakai istilah fase bila pembicaraan berkisar pada
hubunganya antara komponen – komponen dalam periode perkembangan tertentu.
Dengan begitu orang bicara
mengenai masa-masa penghidupan, yang jelas dapat dibedakan antara masa
anak-anak, masa remaja, masa dewasa hingga masa lanjut usia. Masa pemuda atau
masa remaja kurang jelas batasnya dengan masa kanak-kanak maupun masa dewasa
awal, meskipun memang ada cirri-ciri yang khas yang membedakan masa remaja
dengan masa sebelumnya. Berhubung dengan sifat seseorang yang khas serta jalan
perkembanganya yang khas pula, maka psikologi perkembangan juga dapat dipandang
sebagai psikologi jalan hidup seseorang.
Desmita dalam bukunya “Psikologi Perkembangan” menyimpulkan
bahwa Perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
memebesar melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahanyang
berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahab kematangan
melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Perkembangan menghasilkan
bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahab
8. Pendapat
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh dalam buku “Psikologi Perkembangan (Edisi Revisi)” Cet.ke-2 (2005), lihat hal
1.
aktivitas yang sederhana ke tahab yang lebih tinggi.
Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu
bentuk / tahap ke bentuk / tahap berikutnya, yang kian hari bertambah maju,
mulai dari masa pembuahan hingga berakhir dengan kematian.
Ini menunjukkan sejak masa
konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan
mengalami perubahan-perubahan yang progresif dan berkesinambungan. Selama masa
kanak-kanak hingga menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam
struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai cirri-ciri dalam memasuki
jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan dalam diri
individu itu terus berlangsung tanpa henti, meskipun perkembangan semakin hari
semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya.
Dari penjelasan diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa psikologi perkembangan adalah:
- Ilmu yang lebih mempersoalkan factor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan ( perubahan )dalam diri seseorang yang menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan (Pendapat Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P dan Prof. Dr. Siti Rahayu dalam bukunya “Psikologi Perkembangan”).
- Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang mulai periode masa bayi, remaja, dewasa hingga lanjut usia (Pendapat Kartini Kartono dalam bukunya “Psikologi Anak”).
Untuk mengetahui suatu
perkembangan atau pertumbuhan, harus dilakukan pendekatan-pendekatan dan
metode-metode tertentu, dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang
bagaimana para psikolog perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan
lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi
hambatan dalam proses perkembangan.
Pendekatan Psikologi
Perkembangan
Dalam buku Desmita (Psikologi Perkembangan) dan buku karya
Prof. Dr. F.J Monks dkk (Psikologi Perkembangan), ada beberapa pendekatan dalam
psikologi perkembangan yang bersifat pendekatan umum, yaitu:
1.) Pendekatan Cross-sectional
Pendekatan Cross-sectional adalah
suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa
kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat. Dalam pendekatan ini
penelitian dilakukan terhadap orang-orang atu kelompok orang dari tingkat umur
yang berbeda-beda. Suatu studi kros-sektional yang umum dapat mencakup
sekelompok anak berusia 5 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun; kelompok lain dapat
mencakup kelompok anak remaja dan orang dewasa, berusia 15 tahun, 25 tahun dan
45 tahun. Kelompok-kelompok yang berbeda tersebut dapat dibandingkan dalam
halkeberagaman variable terikat, sepeti IQ, memori, relasi teman sebaya,
kedekatan dengan orang tua, perubahan hormone, dan lain-lain. Semua ini dapat
dilakukan dalam waktu yang relative singkat. Dengan mengambil kelompok orang
dari tingkat umur yang berbeda ini akhirnyaakan dapat ditemukan gambaran
mengenai proses perkembangan satu atau beberapa aspek kepribadian seseorang.
Melalui pendekatan kros-sektionalini dapat diperoleh pengertian yang lebih baik
akan factor yang khas atau yang kurang khas bagi kelompok-kelompok yang
diperbandingkan.
Keuntungan utama dalam pendekatan
kros-sektional ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan waktu yang
terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahan pendekan ini
adalah bahwa pendekatan ini tidak member informasi tentang bagaimana individu
berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunya perkembangan
dapat menjadi tidak jelas.
2.) Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah
pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam
jangka waktu yang lama, misalnya mengikuti perkembangan sesorang dalam jangka
waktu tertentu, seperti selama masa kanak-kanak atau selama masa remaja. Dengan
pendekatan ini diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang
yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu akan diperoleh gambaran
aspek perkembangan secara menyeluruh.
Pendekatan ini pun mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Diantara kelebihan pendekatan ini adalah :
·
Sampel lebih sedikit,
sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa terhadap pertumbuhan dan
perkembangan setiap individu.
·
Memungkinkan mengetahui
gangguan-gangguan dalam perkembangan, baik secara pribadi maupu dalam kelompok.
·
Memungkinkan melakukan
analisa terhadap hubungan antara proses pertumbuhan, baik aspek kematangan maupun
pengalaman, karena data yang diperoleh berasal dari anak yang sama.
·
Memberikan kesempatan untuk
menganalisa efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Sedangkan kelemahan dari
pendekatan ini adalah :
·
Membutuhkan waktu yang yang
lama dan biaya yang besar.
·
Memerlukan banyak peneliti
yang kemungkinan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
·
Kemungkinan terjadinya
gangguan dalam selang waktu penelitian yang sedang dilakukan, misalnya bila
orang pindah tempat atau meninggal.
3.) Pendekatan Sekuensial
Untuk mempelajari perkembangan
rentang hidup, sejumlah pakar psikologi perkembangan juga menggunakan kombinasi
dari pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal. Kombinasi
pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal inilah yang dinamakan
pendekatan sekuensial. Dalam banyak hal, pendekatan ini mulai dengan studi
kros-sektional yang mencakup individu dari usia yang berbeda. Berbulan-bulan
atau bertahun-tahun setelah pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi (ini
merupakan aspek longitudinal dari rancangan) Pada waktu selanjutnya,, sekelompok
subjek baru diukur pada masing-masing tingkat usia. Kelompok baru pada
masing-masing tingkat ditambahkan pada waktu berikutnya untuk mengontrol
perubahan yang (gugur) dari studi, atau pengujian ulang mungkin telah
meningkatkan kinerja mereka.
Meskipun pendekatan ini kompleks,
mahal, dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak mungkin
diperoleh dari pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal.
Pendekatan sekuensial sangat berguna, terutama dalam menguji pengaruh kohor
(generasi) pada perkembangan rentang hidup.
4.) Pendekatan Cross-cultural
Pendekatan cross-cultural adalah
suatu pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedan-perbedaan atau
persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda. Hal ini adalah karena dengan pendekatan ini akan diperoleh
pengertian yang lebih mendalam tentang proses perkembangan seseorang. Melalui
pendekatan ini bisa dijelaskan hipotesa-hipotesa yang ada melalui faktor-faktor
yang diperoleh, misalnya tentang besar kecilnya pengaruh dari faktor sosial,
ekonomi, pola pengasuhan dan gaya hidup terhadap cirri-ciri kepribadian dan perkembangan-perkembangan
kogniotif.
Pendekatan ini dilakukan terhadap
kelompok-kelompok yang berbeda latar belakang kebudayaanya, baik melalui
percobaan, maupun tes pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
pengumpulan data lainya untuk diolah dan dianalisa persamaan dan perbedaanya.
Dengan pendekatan ini suatu hipotesa mengenai tes, misalnya yang bebas-budaya (cultural-free) atau norma-norma yang
dianggap universal (misalnya kemampuan berbicara) dapat dibuktikan kebenaranya.
Demikian pula mengenai urutan-urutan dalam perkembangan pentahapan dalam
perkembangan, apakah merupakan norma yang universal atau berlaku pada suatu
kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki dengan pendekatan lintas budaya
ini.
Dengan demikian pendekatan
lintas-budaya (cross-cultural)
mengenai urutan-urutan dalam perkembangan, pentahapan dalam perkembangan,
apakah merupakan norma yang universal atau berlaku pada suatu kelompok
keturunan tertentu, dapat diselidiki dengan latar belakang kebudayaan yang
sangat berbeda.
Metode Psikologi
Perkembangan
Dalam buku “Psikologi Perkembangan” karya Desmita, terdapat beberapa metode
yang digunakan untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul dalam psikologi
perkembangan yang bersifat spesifik. Diantaranya :
1.) Metode Observasi
Adalah suatu cara yang dilakukan
untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat dalam jangka waktu tertentu
atau pada tahap perkembangan tertentu.. Metode ini dibedakan menjadi dua :
- Observasi Alami
Adalah pencatatan data mengenai
tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara alamiah/wajar. Jadi para peneliti
melakukan semua pencatatan terhadap kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau
mengontrolnya. Misalnya : observasi yang dilakukan terhadap kehidupan anak dari
jam sekian hingga sekian, dan mencatat apa saja yang dilakukan.
- Observasi Terkontrol
Dilakukan bilamana lingkungan
tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti,
sehingga bermacam- macam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan timbul.
Misalnya seorang anak yang ingin diketahuai reaksi dan sikapnya terhadap
lingkungan pergaulanya, akan diobservasi pada lingkungan sosial yang sudah
direncanaka. Demikian juga untuk mengetahui sebab-sebab seorang anak yang
agresif, ia dimasukkan kedalam ruangan main yang sudah disusun sedemikian rupa
(misalnya ruangan yang ada bermacam boneka atau mainan) sehingga reaksi-reaksi
dan prubahan-perubahan yang akan diperlihatkan anak timbul karena rangsangan
khusus dari lingkunganya. Dengan demikian dalam observasi terkontrol ini
dilakukan manipulasi terhadap tingkah laku tertentu. Observasi yang terkontrol
ini bisa dilakukan terhadap sekelompok anak yang sama umurnya atau sama jenis
kelaminya dan pada waktu tertentu.
Kedua jenis observasi ini bisa
dilakukan dengan alat-alat modern serta dengan kuantifikasi secara statistic
dan pengolahan-pengolahan dengan computer. Jenis observasi yang kedua dianggap
lebih objektif dan hasilnya lebih akurat dari pada yang pertama. Karena itu
observasi terkontrol dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan experimental dengan
pendekatan dan metode yang sesuai dengan lapangan psikologi experimental.
Misalnya untuk menyelidiki timbulnya phobia anak-anak terhadap anjing dapat
dilakukan dengan observasi terkontrol dan dengan metode-metode yang ditinjau
dari sudut experimental, seperti dengan membagi sekelompok anak sebagai
kelompok pengontrol.
2.)Metode Experimen
Adalah metode penelitian dalam
psikologi perkembangan dengan melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak.
Penggunaan metode ini dalam penelitian terhadap anak-anak tidaklah mudah,
karena anak-anak sangat sugestible, mudah dipengaruhi, bertingkah laku
semaunya, sering sulit diberikan pengertian, dan sukar diketahui dengan jelas
apa yang dimaksudkan oleh anak itu. Dan
biasanya diadakan percobaan ulang untuk mendapatkan hasil untuk dicocokkan
dengan hasil yang pertama.
3.)Metode Klinis
Adalah suatu metode penelitian
yang khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati, mengajak
bercakap-cakap dan tanya jawab. Cara ini diterapkan dalam rangka untuk
memperoleh kesimpulan adanya kelainan jiwa untuk selanjutnya, dapat diberikan
pengobatan. Biasanya dilakukan melalui percakapan, pemberian tugas, bermain.
Umumnya metode ini digunakan di rumah sakit bagi pasiennya yang dilakukan oleh
para psikiater.
4.) Metode Tes
Adalah metode yang digunakan
untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap objeknya. Tes merupakan
instrument penelitian yang penting dalam psikologi kontenporer, yang digunakan
untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja. Dalam hal
ini, para peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikologi yang sudah
distandarisasi. Tes terstandar memiliki dua cirri penting. Pertama, para pakar psikologi biasanya menjumlahkan semua skor
individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian skor, yang
mencerminkan sesuatu tentang individu. Kedua,para
pakar psikologi membandingkan skor individu dengan skor sejumlah besar kelompok
yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam kaitnya dengan
orang lain.
Dalam buku “Psikologi Perkembangan” karya Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar
Sholeh, terdapat penambahan jenis metode selain metode-metode yang ada diatas,
diantaranya:
1) Metode Interview
Menggunakan metode inisangat
lazim dan praktis digunakan oleh para orang tua pendidik untuk menyelidiki
kondisi anak-anak didiknya dengan cara mengadakan tanya jawab atau wawancara .
Walaupun tampaknya sederhana, metode ini pun membutuhkan adanya ketrampilan
tersendiri dan menghindari kesan yang dibuat-buat (semu), sehingga menyulitkan
diperolehnya data yang dikehendaki yakni data yang asli.
2) Metode Questionnare
Penggunaanya cukup dengan
menyodorkan daftar pertanyaan yang sudah disistematisasi sedemikian rupa dan
diselaraskan dengan tujuan penelitian untuk dapat dijawab secara tepat dan
benar. Yang perlu diperhatikan pada metode ini antara lain bahasa untuk dapat
dimengerti anak. Setelah jawaban diperoleh, pekerjaan selanjutnya ialah menarik
kesimpulan.
3) Metode Collection
Ini dapat dikerjakan dengan mengumpulkan segala sesuatu yang
merupakan karya/kegemaran anak-anak, antara lain: Surat-surat,catatan
harian(diary0, karangan, perangko, lukisan, foto, dll. Dari bahan-bahan
tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan selamjutnya dianalisis serta
diambil kesimpulan
BAB III
KESIMPULAN
Beraneka ragam cara yang dilakukan
oleh para psikolog umtuk mengetahui tahap-tahap dalam proses perkembangan. Pada
pendekatan yang bersifat umum terdiri dari : Pendekatan Cross-sectional,
longitudinal, sekuensial, dan cross-cultural. Sedangkan metode-metode yang
bersifat lebih spesifik terdiri dari : metode eksperimen, klinis, tes dan
observasi.
Dalam pendekatan dan metode
psikologi perkembangan, pendekatan yang lebih umum memberikan pengertian akan
keseluruhan proses perkembangan atau beberapa aspeknya. Sedangkan beberapa
metode dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak pengertian akan gejala
perkembangan, beberapa metode yang lain lagi memberikan pengetian bagaimana
caranya mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Para peneliti melakukan
berbagai pendekatan dengan metode tertentu untuk mendapatkan analisa dari suatu
gejala yang terjadi dalam suatu proses perkembangan. Pada pemakaian metode yang
terpadu menambah kemungkinan untuk memperoleh pengertian mengenai hubungan
gejala perkembangan satu dengan yang lain, baik mengenai tingkah laku, pendapat
maupun kondisi tertentu dalam proses perkembangan seseorang.
Maka dari itu, kita harus bisa
mengetahui tahab yang dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan data.
Sehingga, bila suatu saat nanti kita dihadapkan pada lingkungan yang menuntut
kita untuk terjun pada analisa dunia perkembangan, kita mengetahui berbagai hal
yang bersangkutan dengan perkembangan tersebut.
REFERENSI
- Desmita, 2010, Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosdakarya
- Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh, 2005, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta
- Prof. Dr. F.J. Monks dkk, 1992, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagianya, Yogjakarta: Gajah Mada University Press
- Prof. Dr. Bimo Walgito, 1997, Pengantar Psikologi Umum, Yogjakarta: Andi
- Dra. Kartini Kartono, 1986, Psikologi Anak, Bandung: Alumni
Mau nanya contoh konkret dari pendekatan cross sectional itu apa?
ReplyDelete