Tuesday 14 August 2012


MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
“PENDEKATAN DAN METODE DALAM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN”





 
Disusun Oleh:
Muhammad Solehan 

BAB 1
PENDAHULUAN

Psikologi perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari ilmu psikologi. Psikologi itu sendiri merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa yunani yaitu “psyche”,  berarti, jiwa atau daya hidup, sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi secara harafiah, “psychology” berarti ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan atau “Ilmu Jiwa “. Sedangkan menurut istilah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, dimana jiwa termanifestasi dalam tingkah laku atau aktivitas- aktivitas baik motorik, kognitif, maupun emosi 1. Sedangkan istilah “perkembangan (development) dalam psikologi merupakan konsep yang cukup rumit dan kompleks. Perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin memebesar melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahanyang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahab kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dalam psikologi perkembangan terdapat pendekatan-pendekatan dan metode-metode khusus yang digunakan untuk mengetahui historis suatu perkembangan. Pendekatan-pendekatan itu antara lain : pendekatan cross-sectional, pendekatan longitudinal, pendekatan sekuensial, dan pendekatan cross-cultural (lintas-budaya). Masing-masing pendekatan tersebut, memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu. Sedangkan metode yang digunakan dalam psikologi perkembangan pun terdiri dari berbagai jenis metode. Pada prinsipnya sama dengan penelitian dalam ilmu pengetahuan lainya, sehingga banyak cara yang digunakan untukmengumpulkan data penelitian dalam ilmu ini, antara lain : metode eksperimen, metode klinis, metode observasi, metode collection, metode interview, dan metode question-naire. Dalam makalah inilah akan ada pembahasan lebih mendalam tentang pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan. Dengan pendekatan-pendekatan dan metode- metode itulah, seseorang bisa mendapatkan data, sehingga dapat melakukan analisa dan identifikasi suatu perkembangan maupun pertumbuhan dalam ruang lingkup psikologi.

1.Bimo Walgito ( 2001 ) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Psikologi Umum”


BAB II
PEMBAHASAN

Sekilas pengertian tentang psikologi perkembangan :
Psikologi  merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “psyche”,  berarti, jiwa atau daya hidup, sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi secara harafiah, “psychology” berarti ilmu yang memepelajari tentang kejiwaan atau “Ilmu Jiwa “. Menurut para ahli psikologi, pengertian psikologi secara istilah adalah sebagai berikut :
  • Merupakan ilmu tentang kesadaran manusia 2.
  • Merupakan ilmu yang mempelajari prilaku dan proses mental 3.
  • Merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu ( meliputi perilaku motorik, kognitif, dan emosi )4.
  • Merupakan  ilmu yang mempelajari tentang jiwa, dimana jiwa termanifestasi dalam tingkah laku atau aktivitas- aktivitas baik motorik, kognitif, maupun emosi 5.
Sedangkan pengertian perkembangan, Chaplin (2002)6 mengartikan perkembangan sebagai (1)Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir hingga mati, (2)Pertumbuhan, (3)Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke bagian-bagian fungsional., (4)Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Sementara itu, Reni Akbar Hawadi (2001)7 menafsirkan,”Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kausalitas kemampuan ,sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali saat pembuahan dan berakhir dengan kematian”.

2. Wundt
3. Atkinson, dkk (1996)
4. Woodworth dan Marquis
5. Bimo Walgito (2001), pendapat Wundt, Atkinson dkk, Woodworth dan Marquis juga dirujuk dari buku karya Bimo Walgito yang berjudul “Pengantar Psikologi Umum”.
6. Pendapat Chaplin yang yang diambil dari buku karya Desmita yang berjudul “Psikologi Perkembangan”(2010)
7. Buku karangan Hawari dan Reni Akbar yang berjudul “Psikologi Perkembangan Anak :Mengenal Sifat, Bakat,dan Kemampuan Anak”(2001)
Perkembangan itu menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menunjukkan kedepan dan tidak dapat diulangi kembali.dalam perkembangan manusia terjadi
perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan – perubahan dalam suatu arah yang bersifat maju8.
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan factor-faktor umum yang memepengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri seseorang. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan adalah relasi antara kepribadian dan perkembangan. Hal ini disebabkan oleh pendapat sebagian besar para psikolog bahwa keseluruhan kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangan pada masa – masa  tertentu daripada komponen yang lain, misalnya fungsi indra dan fungsi motorik menonjol pada tahun – tahun pertama. Dengan kata lain, psikologi perkembangan lebih tertarik pada struktur yang berbeda – beda yang tampak pada orang yang tengah berkembang itu. Ia tertarik antara struktur- struktur itu. Berhubung dengan itulah kadang-kadang dipakai istilah stadium yang berurutan, bila pembicaraan berkisar pada suatu komponen tertentu, misalnya perkembangan intelegensi. Kadang – kadang dipakai istilah fase bila pembicaraan berkisar pada hubunganya antara komponen – komponen dalam periode perkembangan tertentu.
Dengan begitu orang bicara mengenai masa-masa penghidupan, yang jelas dapat dibedakan antara masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa hingga masa lanjut usia. Masa pemuda atau masa remaja kurang jelas batasnya dengan masa kanak-kanak maupun masa dewasa awal, meskipun memang ada cirri-ciri yang khas yang membedakan masa remaja dengan masa sebelumnya. Berhubung dengan sifat seseorang yang khas serta jalan perkembanganya yang khas pula, maka psikologi perkembangan juga dapat dipandang sebagai psikologi jalan hidup seseorang.
Desmita dalam bukunya “Psikologi Perkembangan” menyimpulkan bahwa Perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin memebesar melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahanyang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahab kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahab

8. Pendapat Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh dalam buku “Psikologi Perkembangan (Edisi Revisi)” Cet.ke-2 (2005), lihat hal 1.


aktivitas yang sederhana ke tahab yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk / tahap ke bentuk / tahap berikutnya, yang kian hari bertambah maju, mulai dari masa pembuahan hingga berakhir dengan kematian.
Ini menunjukkan sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan mengalami perubahan-perubahan yang progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak hingga menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai cirri-ciri dalam memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan dalam diri individu itu terus berlangsung tanpa henti, meskipun perkembangan semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya.
Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi perkembangan adalah:
  1. Ilmu yang lebih mempersoalkan factor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan ( perubahan )dalam diri seseorang yang menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan (Pendapat Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P dan Prof. Dr. Siti Rahayu dalam bukunya “Psikologi Perkembangan”).
  2. Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang mulai periode masa bayi, remaja, dewasa hingga lanjut usia (Pendapat Kartini Kartono dalam bukunya “Psikologi Anak”).

Untuk mengetahui suatu perkembangan atau pertumbuhan, harus dilakukan pendekatan-pendekatan dan metode-metode tertentu, dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikolog perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan.

Pendekatan Psikologi Perkembangan
Dalam buku Desmita (Psikologi Perkembangan) dan buku karya Prof. Dr. F.J Monks dkk (Psikologi Perkembangan), ada beberapa pendekatan dalam psikologi perkembangan yang bersifat pendekatan umum, yaitu:
1.)    Pendekatan Cross-sectional
Pendekatan Cross-sectional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat. Dalam pendekatan ini penelitian dilakukan terhadap orang-orang atu kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda-beda. Suatu studi kros-sektional yang umum dapat mencakup sekelompok anak berusia 5 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun; kelompok lain dapat mencakup kelompok anak remaja dan orang dewasa, berusia 15 tahun, 25 tahun dan 45 tahun. Kelompok-kelompok yang berbeda tersebut dapat dibandingkan dalam halkeberagaman variable terikat, sepeti IQ, memori, relasi teman sebaya, kedekatan dengan orang tua, perubahan hormone, dan lain-lain. Semua ini dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat. Dengan mengambil kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda ini akhirnyaakan dapat ditemukan gambaran mengenai proses perkembangan satu atau beberapa aspek kepribadian seseorang. Melalui pendekatan kros-sektionalini dapat diperoleh pengertian yang lebih baik akan factor yang khas atau yang kurang khas bagi kelompok-kelompok yang diperbandingkan.
Keuntungan utama dalam pendekatan kros-sektional ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahan pendekan ini adalah bahwa pendekatan ini tidak member informasi tentang bagaimana individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunya perkembangan dapat menjadi tidak jelas.
2.)    Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang lama, misalnya mengikuti perkembangan sesorang dalam jangka waktu tertentu, seperti selama masa kanak-kanak atau selama masa remaja. Dengan pendekatan ini diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu akan diperoleh gambaran aspek perkembangan secara menyeluruh.
Pendekatan ini pun mempunyai kelebihan dan kelemahan. Diantara kelebihan pendekatan ini adalah :
·         Sampel lebih sedikit, sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.
·         Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalam perkembangan, baik secara pribadi maupu dalam kelompok.
·         Memungkinkan melakukan analisa terhadap hubungan antara proses pertumbuhan, baik aspek kematangan maupun pengalaman, karena data yang diperoleh berasal dari anak yang sama.
·         Memberikan kesempatan untuk menganalisa efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan ini adalah :
·         Membutuhkan waktu yang yang lama dan biaya yang besar.
·         Memerlukan banyak peneliti yang kemungkinan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
·         Kemungkinan terjadinya gangguan dalam selang waktu penelitian yang sedang dilakukan, misalnya bila orang pindah tempat atau meninggal.
3.)    Pendekatan Sekuensial
Untuk mempelajari perkembangan rentang hidup, sejumlah pakar psikologi perkembangan juga menggunakan kombinasi dari pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal. Kombinasi pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal inilah yang dinamakan pendekatan sekuensial. Dalam banyak hal, pendekatan ini mulai dengan studi kros-sektional yang mencakup individu dari usia yang berbeda. Berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi (ini merupakan aspek longitudinal dari rancangan) Pada waktu selanjutnya,, sekelompok subjek baru diukur pada masing-masing tingkat usia. Kelompok baru pada masing-masing tingkat ditambahkan pada waktu berikutnya untuk mengontrol perubahan yang (gugur) dari studi, atau pengujian ulang mungkin telah meningkatkan kinerja mereka.
Meskipun pendekatan ini kompleks, mahal, dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak mungkin diperoleh dari pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal. Pendekatan sekuensial sangat berguna, terutama dalam menguji pengaruh kohor (generasi) pada perkembangan rentang hidup.
4.)    Pendekatan Cross-cultural
Pendekatan cross-cultural adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedan-perbedaan atau persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini adalah karena dengan pendekatan ini akan diperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang proses perkembangan seseorang. Melalui pendekatan ini bisa dijelaskan hipotesa-hipotesa yang ada melalui faktor-faktor yang diperoleh, misalnya tentang besar kecilnya pengaruh dari faktor sosial, ekonomi, pola pengasuhan dan gaya hidup terhadap cirri-ciri kepribadian dan perkembangan-perkembangan kogniotif.
Pendekatan ini dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang berbeda latar belakang kebudayaanya, baik melalui percobaan, maupun tes pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pengumpulan data lainya untuk diolah dan dianalisa persamaan dan perbedaanya. Dengan pendekatan ini suatu hipotesa mengenai tes, misalnya yang bebas-budaya (cultural-free) atau norma-norma yang dianggap universal (misalnya kemampuan berbicara) dapat dibuktikan kebenaranya. Demikian pula mengenai urutan-urutan dalam perkembangan pentahapan dalam perkembangan, apakah merupakan norma yang universal atau berlaku pada suatu kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki dengan pendekatan lintas budaya ini.
Dengan demikian pendekatan lintas-budaya (cross-cultural) mengenai urutan-urutan dalam perkembangan, pentahapan dalam perkembangan, apakah merupakan norma yang universal atau berlaku pada suatu kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki dengan latar belakang kebudayaan yang sangat berbeda.

Metode Psikologi Perkembangan
            Dalam buku “Psikologi Perkembangan” karya Desmita, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul dalam psikologi perkembangan yang bersifat spesifik. Diantaranya :
1.) Metode Observasi
Adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat dalam jangka waktu tertentu atau pada tahap perkembangan tertentu.. Metode ini dibedakan menjadi dua :
  • Observasi Alami
Adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara alamiah/wajar. Jadi para peneliti melakukan semua pencatatan terhadap kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau mengontrolnya. Misalnya : observasi yang dilakukan terhadap kehidupan anak dari jam sekian hingga sekian, dan mencatat apa saja yang dilakukan.
  • Observasi Terkontrol
Dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam- macam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan timbul. Misalnya seorang anak yang ingin diketahuai reaksi dan sikapnya terhadap lingkungan pergaulanya, akan diobservasi pada lingkungan sosial yang sudah direncanaka. Demikian juga untuk mengetahui sebab-sebab seorang anak yang agresif, ia dimasukkan kedalam ruangan main yang sudah disusun sedemikian rupa (misalnya ruangan yang ada bermacam boneka atau mainan) sehingga reaksi-reaksi dan prubahan-perubahan yang akan diperlihatkan anak timbul karena rangsangan khusus dari lingkunganya. Dengan demikian dalam observasi terkontrol ini dilakukan manipulasi terhadap tingkah laku tertentu. Observasi yang terkontrol ini bisa dilakukan terhadap sekelompok anak yang sama umurnya atau sama jenis kelaminya dan pada waktu tertentu.
Kedua jenis observasi ini bisa dilakukan dengan alat-alat modern serta dengan kuantifikasi secara statistic dan pengolahan-pengolahan dengan computer. Jenis observasi yang kedua dianggap lebih objektif dan hasilnya lebih akurat dari pada yang pertama. Karena itu observasi terkontrol dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan experimental dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan lapangan psikologi experimental. Misalnya untuk menyelidiki timbulnya phobia anak-anak terhadap anjing dapat dilakukan dengan observasi terkontrol dan dengan metode-metode yang ditinjau dari sudut experimental, seperti dengan membagi sekelompok anak sebagai kelompok pengontrol.
2.)Metode Experimen
Adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak. Penggunaan metode ini dalam penelitian terhadap anak-anak tidaklah mudah, karena anak-anak sangat sugestible, mudah dipengaruhi, bertingkah laku semaunya, sering sulit diberikan pengertian, dan sukar diketahui dengan jelas apa yang  dimaksudkan oleh anak itu. Dan biasanya diadakan percobaan ulang untuk mendapatkan hasil untuk dicocokkan dengan hasil yang pertama.
3.)Metode Klinis
Adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap dan tanya jawab. Cara ini diterapkan dalam rangka untuk memperoleh kesimpulan adanya kelainan jiwa untuk selanjutnya, dapat diberikan pengobatan. Biasanya dilakukan melalui percakapan, pemberian tugas, bermain. Umumnya metode ini digunakan di rumah sakit bagi pasiennya yang dilakukan oleh para psikiater.
4.) Metode Tes
Adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap objeknya. Tes merupakan instrument penelitian yang penting dalam psikologi kontenporer, yang digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja. Dalam hal ini, para peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikologi yang sudah distandarisasi. Tes terstandar memiliki dua cirri penting. Pertama, para pakar psikologi biasanya menjumlahkan semua skor individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian skor, yang mencerminkan sesuatu tentang individu. Kedua,para pakar psikologi membandingkan skor individu dengan skor sejumlah besar kelompok yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam kaitnya dengan orang lain. 

Dalam buku “Psikologi Perkembangan” karya Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh, terdapat penambahan jenis metode selain metode-metode yang ada diatas, diantaranya:
1)      Metode Interview
Menggunakan metode inisangat lazim dan praktis digunakan oleh para orang tua pendidik untuk menyelidiki kondisi anak-anak didiknya dengan cara mengadakan tanya jawab atau wawancara . Walaupun tampaknya sederhana, metode ini pun membutuhkan adanya ketrampilan tersendiri dan menghindari kesan yang dibuat-buat (semu), sehingga menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yakni data yang asli.
2)      Metode Questionnare
Penggunaanya cukup dengan menyodorkan daftar pertanyaan yang sudah disistematisasi sedemikian rupa dan diselaraskan dengan tujuan penelitian untuk dapat dijawab secara tepat dan benar. Yang perlu diperhatikan pada metode ini antara lain bahasa untuk dapat dimengerti anak. Setelah jawaban diperoleh, pekerjaan selanjutnya ialah menarik kesimpulan.
3)      Metode Collection
Ini dapat dikerjakan dengan mengumpulkan segala sesuatu yang merupakan karya/kegemaran anak-anak, antara lain: Surat-surat,catatan harian(diary0, karangan, perangko, lukisan, foto, dll. Dari bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan selamjutnya dianalisis serta diambil kesimpulan


BAB III
KESIMPULAN

Beraneka ragam cara yang dilakukan oleh para psikolog umtuk mengetahui tahap-tahap dalam proses perkembangan. Pada pendekatan yang bersifat umum terdiri dari : Pendekatan Cross-sectional, longitudinal, sekuensial, dan cross-cultural. Sedangkan metode-metode yang bersifat lebih spesifik terdiri dari : metode eksperimen, klinis, tes dan observasi.
Dalam pendekatan dan metode psikologi perkembangan, pendekatan yang lebih umum memberikan pengertian akan keseluruhan proses perkembangan atau beberapa aspeknya. Sedangkan beberapa metode dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan, beberapa metode yang lain lagi memberikan pengetian bagaimana caranya mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Para peneliti melakukan berbagai pendekatan dengan metode tertentu untuk mendapatkan analisa dari suatu gejala yang terjadi dalam suatu proses perkembangan. Pada pemakaian metode yang terpadu menambah kemungkinan untuk memperoleh pengertian mengenai hubungan gejala perkembangan satu dengan yang lain, baik mengenai tingkah laku, pendapat maupun kondisi tertentu dalam proses perkembangan seseorang.
Maka dari itu, kita harus bisa mengetahui tahab yang dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan data. Sehingga, bila suatu saat nanti kita dihadapkan pada lingkungan yang menuntut kita untuk terjun pada analisa dunia perkembangan, kita mengetahui berbagai hal yang bersangkutan dengan perkembangan tersebut.










REFERENSI

  • Desmita, 2010, Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosdakarya
  • Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh, 2005, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta
  • Prof. Dr. F.J. Monks dkk, 1992, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagianya, Yogjakarta: Gajah Mada University Press
  • Prof. Dr. Bimo Walgito, 1997, Pengantar Psikologi Umum, Yogjakarta: Andi
  • Dra. Kartini Kartono, 1986, Psikologi Anak, Bandung: Alumni





1 comment:

  1. Mau nanya contoh konkret dari pendekatan cross sectional itu apa?

    ReplyDelete