SENANDUNG
PERSAHABATAN
Oleh
: Muhammad Solehan
Exlusive
Islamic depart’11 itulah nama kelasku ketika aku kuliah semester 1,
yang telah menyimpan jutaan kenangan yang takkan pernah terlupakan.Sebuah nama
yang diusulkan oleh salah seorang temen mahasiswiku yang bernama Milkha,
melalui rapat kelas ketika kami akan membuat suatu grup di facebook.Kemudian
dibuatlah grup itu oleh nanang (sang master computer) kalau aku menyebutnya.Karena
ia memang ahli dibidang itu.Sedangkan aku hanyalah seseorang(kalau aku menyebutnya)
gaptek,alias gagap teknologi.Meskipun
demikian aku sangat senang,karena ia sering membantuku bahkan mengajariku
tentang banyak hal yang berhubungan dengan computer.Dalam hati akupun kagum akan
pribadinya yang pekerja keras.Ia seorang mahasiswa yang kuliah sambil nyambi bekerja disalah satu warnet di Ungaran.Selain
untuk biaya kuliahnya,itu juga untuk meringankan beban kedua orang
tuanya.Sungguh pribadi yang luar biasa,yang jarang kita temukan pada zaman
seperti ini.Akupun berharap suatu saat mempunyai semangat kerja keras seperti
dia yang secara tidak langsung telah memotivasi saya.
Seminggu lagi ujian semester 1
akan berakhir,aku masih disibukkan oleh materi-materi yang sangat memeras
otak.Namun aku harus tetap tenang,dan terus belajar secara maximal,karena aku
ingin mendapatkan nilai yang memuaskan.Agar orang tuaku menjadi senang.Kalaupun
aku tidak bisa membantu dalam wujud materi,maka aku hanya bisa membantu dengan
prestasi,itulah yang menjadi prinsip hidupku.ILMU.Karena ilmu adalah harta yang
paling mahal dan paling berharga didunia ini.
Dalam minggu ini,aku telah menyusun
dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan menjadi kegiatanku ketika liburan
nanti.Kelas ku pun akan mengadakan rapat lagi untuk membahas Study tour ke Yogjakarta.Dua minggu yang
lalu kami telah mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan wisata.Panitia
dibentuk,mulai dari ketua panitia hingga sie-sie yang membantu pun telah
dipersiapkan.Kebetulan aku ditunjuk oleh ketua panitia untuk menjadi sie
kerohanian islam bersama dengan salah satu teman mahasiswiku,Nurul Qomariah.Setelah
rapat selesai,maka ketua panitiapun mengumumkan hasil rapat yang berhubungan
dengan obyek wisata yang dituju,biaya perberangkatan serta tempat penginapan.
“Temen-temen,mohon perhatianya,ini
adalah hasil rapat kita dari rapat-rapat sebelumnya,akan aku bacakan ,tolong
didengar ya”!,kata hudi selaku ketua kelas sekaligus ketua panitia.
Aku dan teman-teman satu kelas
pun diam memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama.Kemudian ketua panitia
melanjutkan pembicaraanya.
“Temen-temen,kita akan berwisata
ke yogja dengan 2 tempat tujuan,yaitu pantai Sundak dan malioboro.Biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 85000,itupun bisa kurang.Hanya untuk berjaga-jaga jika
terjadi kendala ditengah-tengah nanti.Waktu akan lebih banyak dihabiskan didua
tempat.Hal lain yang perlu kami informasikan yaitu berhubungan dengan penginapan.Penginapan
tidak jadi dirumah mas Tegar,akan tetapi dirumahnya mas Dana,karena kendalanya
lebih sedikit serta untuk tempat parkiranya luas.Gimana mas Dana,siapkah
dirimu”?,Tanya hudi kepada Dana.
“Insha Allah,siap 100%,tanganku
itu terbuka untuk kalian kok”,jawab dana disertai senyuman yang
sederhana.teman-teman yang mendengarpun secara spontan hanya manggut-manggut
aja,sambil tersenyum simpul.
“Kalau begitu oke,semuanya,sudah
deal ya.Alhamdulillah rapat kali ini telah berjalan dengan sukses dan lancar,meskipun
tadi terdapat perdebatan pendapat tentang biayanya,tapi kita telah menemukan
solusinya bersama-sama.Besok setelah ujian berakhir,kita akan mengadakan rapat
lagi untuk pemantapan,pembayaran sekaligus pengecekan.Terimakasih atas waktu
yang telah diberikan,mari kita akhiri rapat kali ini dengan bacaan hamdalah bersama-sama”,seru hudi.
“Alhamdulillahirabbil
alamin”,Seru teman-teman serentak.
“Saya akhiri,apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian dan tutur kata saya secara pribadi
mohon maaf yang sebesar-besarnya.Wabillahitaufik
wal hidayah,Wassalamualaikum wr.wb”,ujar hudi sekaligus menutup rapat.
“Waalaikumsalam wr.wb”’jawab
teman-temanku bersamaan.
Setelah rapat berakhir,aku dan teman-teman
pun melanjutkan jam kuliah selanjutnya diruang A1 dengan mata kuliah tauhid,yang diampu oleh bapak Achmad
maimun.Beliau adalah dosen yang cerdas dan ramah.Akupun suka dengan gaya bicara
beliau,tutur katanya lembut dan penuh wibawa.Sering ia menyisipkan humor-humor
segar dalam mengajar,membuat suasana kelas kian mencair dan menyenangkan.
@@@
Alhamdulillah ujian semester 1
telah berlalu,hanya tinggal menunggu hasilnya dengan hati yang cukup diselimuti
rasa cemas.Akupun berdoa kepada Allah,semoga nilai2ku baik dan IPK-ku
memuaskan.
Seminggu setelah ujian
berakhir,nilai-nilaiku pun sudah diterbitkan oleh para
dosen.Alhamdulillah,nilai-nilaiku baik dan insha Allah memuaskan.Namun ada 1
nilai yanmg sangat jelek bagiku,yaitu Bahasa Arab.Maklum juga sih,baru pertama
kali ini aku mendapat pelajaran tsb.Aku mendpat nilai (C-) , predikat yang sangat
rendah bagiku,mungkin.Meskipun dengan berat hati,aku tetap menerima semuanya.Karena
aku yakin Allah pasti memberi hikmah tesendiri dibalik usahaku.fainnama’al usri yusran,innama’alusri
yusran.”Aku harus berkhusnudzon kepadaNYA”,pekikku dalam hati.
“Alhamdulillah,meskipun mendapat
nilai (C-) aku harus tetap bersyukur dan bangga,ga’ apalah,yang penting kan
prosesnya, tidak apa-apalah nilaiku rendah dimata manusia, tetapi tinggi dimata
Allah swt,Allah kan menilai dari segi ikhtiarnya”,Ujarku dalam hati.
Ketika aku tengah melamun
diserambi masjid,tiba-tiba kedua sahabatku datang mengampiriku dan
bertanya,”IPK mu berapa,han?”,Tanya nanang.
“hu’um,berapa ex,sol???pasti lima
ya!”,imbuh rahmad sambil bercanda.
“Alhamdulillah cumluade,dapat 3,54……Ow alah tow
mad-mad,emange aku Albert Enstein,Albert
enstein aja IPK-nya ja ga nyampe 5 ox..Aku malu ox sama Albert,kalau ntar
dia merasa tersaingi..hehehe….”candaku sekenanya.
“Joss banget
kawan,bagus…bagus.Sipp lah pokok’e”,kata nanang.
“Wah,percaya aku han,hebat bener
temenku satu ini,tak kasih jempol 4 deh…hehehe..”,imbuh rahmad seraya meringis.
“Emang tipsnya apa tho han”,Tanya
nanang dan rahmad hampir bersamaan.
Akupun berujar pada kedua
sahabatku itu,sekalian memotivasi untuk menggugah semangat mereka.
“Nang,mad…..”ujarku sambil
menatap mereka.
“Aku mendapat nilai segitu bukan
karena aku pintar,tapi karena kemurahan Allah yang melimpahkan begitu banyak
karunia kepadaku.Ku akui aku ngga’ begitu pintar,tapi aku berusaha untuk selalu
rajin agar bisa menjadi lebih baik.Di kelas kita tu banyak kok yang
pinter.Kaya’ Bayu,Huda,Hudi,Tina,Nurul dll.Kuakui aku merasa tersaingi dan
tertantang,tapi dari situlah aku terus mencoba untuk terus menjadi lebih baik
dan menjadikan mereka sebagai cermin motivasi.Dari sinilah aku merasa terus
termotivasi untuk maju.Akupun teringat akan sebuah kata mutiara “janganlah
berkeinginan untuk menjadi sempurna,karena kesempurnaan itu hanyalah milik
Allah swt,dan hak manusia adalah menjadi manusia yang lebih baik,merekalah
orang-orang yang beruntung”.Itulah yang terus memotivasi ku”.
“Kalian tahu kan!pertama kali aku
ke STAIN,aku sangat minder.Betapa tidak,yang kuhadapi kebanyakan dari MAN,SMA
Negri dan anak-anak pondok pesantren.Tapi segera ku tepis rasa minder
itu,meskipun secara sadar,aku hanyalah anak lulusan SMK,dengan Jurusan Listrik
Industri.Kemudian,aku kuliah mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam.Awalnya aku
merasa ngga’ pantas sih.tapi seiring berputarnya waktu,aku menjadi sadar
bahwa,kita punya hak untuk menjadi lebih baik.Kurenungkan kembali niatku,bahwa
aku hanya ingin menuntut ilmu lillahita’ala.Akupun teringat akan hadits
Rasulullah SAW yang berbunyi:man salaka thorikon yaltamisu fii hi
‘ilman,sahhalallahulahu thorikon ilal jannah.”barang siapa meniti jalan untuk menuntut ilmu,maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga”.itulah yang menjadi kekuatan spirit
dalam qalbuku. Ku yakin,innamal ‘amalu
bin niat.Jadi aku terus berusaha dan kuserahkan semuanya kepada Sang Maha
Cinta,Allah swt”.
“tahu ngga’ mad,nang….”,ungkapku
sembari menarik nafas panjang dan melanjutkan pembicaraan.
“Selama ini,yang memotivasiku
dalam wujud sikap adalah……….
….Kalian Berdua”.
“Ku belajar dari kerja
keras,semangat,sosial,persahabatan,bahkan juga tentang hal cinta.Secara tidak
langsung,kalianlah yang memberikan suguhan air motivasi dikala aku haus akan
identitas diri.Allah telah memberikanku jalan keluar melalui nasehat-nasehat
kalian kepadaku.Ku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada kalian dan jangan
pernah kapok untuk menyuguhi
santapan petuah hidup.Jazakumullahu
khairan katsiran”,ujarku kepada kedua sahabatku.
Tak terasa kedua bola mataku
berkaca-kaca,dan kulihat raut wajah merekapun mengalami hal yang sama.Mereka
diam tanpa suara,kuamati raut wajah mereka seakan-akan mereka tengah
merenungkan apa yang ku ucapkan.Nanangpun berkata,
“Subhanallah,han-han.Luar biasa kata-katamu.Kalau saja ada mahasiswi
yang denger kata-katamu itu.Tentu kata-kata dan raut wajahmu akan
terngiang-ngiang di benaknya.Terima kasih sobat,kamupun telah memberi goresan
motivasi dalam kamus kehidupanku.Keren Abiss….”,kata nanang sembari tersenyum
bahagia.
“Allahu akbar,habis baca buku apa tho sol kamu tu,filosofis
kata-katamu itu hlo……bikin bergetar siapa saja yang mendengar.Kamu juga tahu
kan,kalau aku juga lulusan SMK kaya’ kamu.Hebat sol,baru 1 semester
aja,kelihatane kamu sudah bermetamorfosis menjadi filosof…hehehe”,sahut rahmad
sembari mengacungkan kedua jempol tanganya.
“Emangnya aku kupu-kupu???Bisa
bermetamorfosis”,tanyaku kepada rahmad.
“Halah,bermetamorfosis kalau dalam bahasa sastra kan ga cuman itu aja tow,sol.luas banget
tho!!”,jawab rahmad sambil berlagak layaknya penyair.
“Weleh-weleh,sekarang kamu malah ikut-ikutan solehan mad-mad.Ya,tak
do’ain aja.Moga kalian bisa menjadi apa yang kalian inginkan,oke kawan???”,sahut
nanang.
“Amin yaa Rabb…oke sobat,”jawabku.
“Amiiiiinnn”,jawab rahmad sembari mengusapkankedua tanganya ke muka.
“Gimana kalau kita pulang,ini
udah agak siang ex…ntar takutnya dimarahin sama mama”,ujarku dengan nada
bercanda.
“ayo….halah,gayamu hlo,sol!!”,kata rahmad.
“ayo-ayo…”,tambah nanang.
“Oh iya,dah pada Dhuha
belum”,tanyaku kepada mereka.
“Udah han.Tadi sebelum kamu
melamun disini,kita berdua udah dhuha ox.Makanya,jangan kebanyakan melamun.Ntar
disamber setan baru tahu rasa kau…”ujar rahmad sambil nyengir.
“Melamun gimana??orang lagi
merenungkan sesuatu kok.Biarin aja,kalo aku disamber ma setan,ntar gantian
setanya yang tak samber….hehehe!!!”,jawabku membalas candaan rahmad.
“Udahlah mad,han.Ntar ga
kelar-kelar.Yuk kita pulang.Kamu udah dhuha kan,han”,Tanya nanang.
“Alhamdulillah,udah kok.Ok-ok kita pulang”,jawabku seraya
melangkahkan kaki.
“Oke,plend…”,ujar Rahmad.
Kamipun meninggalkan masjid,untuk pulang ke
rumah masing-masing.Itulah warna-warna karakter para sahabatku,serius kadang
santai,penuh canda kadangkala kami juga seperti anak kecil.Sungguh
pribadi-pribadi yang unik.
Pembicaraan kami baru saja itu
seakan telah mengoreskan pena kebahagiaan dalam hari-hari kami.Tak ayal,karena
kami bertiga sering kumpul bersama,kadangkala juga menghampiri teman-teman yang
lain.Entah di masjid,dibawah pohon beringin,di parkiran ataupun juga
dikelas.Kebersamaan dan kekompakan inilah yang menjadikan tali persaudaraan
yang erat diantara kami.
@@@
Seperti
yang sudah menjadi kesepakatan kelas kami,bahwa kami akan mengadakan rapat
puncak (Gladi bersih) sebelum kami
berangkat wisata ke Yogja.Segenap panitia telah mempersiapkan segala hal.Kami
satu kelas merasa senang karena akan berwisata sekaligus bermalam dirumah teman
kami,Dana.Yang terbayang dalam benak kami adalah betapa indahnya berwisata
dengan satu kelas yang sudah seperti keluarga sendiri ini.Ini akan menjadi kado
terindah buat liburan akhir semester 1 ini.Rapat pun berjalan dengan
lancar.Segenap panitia,mulai dari ketua hingga sie-sie yang membantu,termasuk
aku didalamnya telah menyatakan siap untuk berangkat pada tanggal 8 februari
2012.Segala persiapan mulai dari penyewaan bus,tempat bermalam,obyek yang
dituju,jumlah pesertanya,alat-alat yang dibawa,serta jam pemberangkatan telah
disiapkan secara matang.Para sie-sie pun telah menyusun
program-programnya,terutama sie acara:nanang dan milkha.Dalam hati akupun
berdo’a,”Yaa Allah,mudahkanlah urusan
kami,janganlah kau bebankan urusan kami kepada diri kami walaupun hanya
sekejap.Engkau yang menguasai seluruh Alam,sukseskanlah acara ini,ya Rahman ya
Rahim”.Amin”,do’aku dalam hati.
@@@
Akhirnya,hari
yang telah kutunggu-tunggu pun telah tiba.Semua perlengkapan mulai dari baju
ganti,perlengkapan pribadi,dsb telah kumasukan kedalam tas.Usai shalat subuh,ku
ulangi hafalal-hafalan juz ‘amma
ku.Dan aku bergegas piket bersih-bersih yang sudah menjadi kewajibanku,karena
aku tinggal dipanti.Ya,semacam asrama,namun untuk sosial.Disinilah aku ditempa
agar menjadi manusia yang bermanfaat dan berbudi pekerti yang luhur.
Langit
masih cukup gelap,suasana dingin masih menyelimuti tubuhku.Namun kupaksakan
diriku untuk mengambil handuk dan mandi.Dingin yang luar biasa.tapi
lama-kelamaan tak terasa,yang kurasakan hanyalah kesegaran dalam tubuhku.Segera
ku ganti pakaianku,dan berpakaian ala kadarnya.Berdasarkan kesepakatan
bersama.Kami harus kumpul di STAIN pukul 06.00 pagi.Maka dari itu kupercepat rutinitasku.Sebenarnya
aku bisa berangkat pagi,tapi aku harus membawa gitar.Karena aku malu membawanya
ketika naik bus.Maka semalam,ku-sms nanang
untuk membawakan gitarku.Kebetulan ia mengendarai sepeda motor dan berboncengan
dengan rahmad ketika akan berangkat.Ia menyanggupi untuk membawakan gitarku.
Segera ku
pamitan kepada pengasuhku,yang sudah menjadi orang tuaku yang ke-dua dalam
lembaran hidupku.Setelah bersalaman dan kukecup tanganya.Akupun keluar untuk
menunggu nanang dan rahmad tiba.Sudah dua puluh menit kutunggu-tunggu mereka
namun tak kunjung datang.
”Mungkin
tengah ada kendala di perjalanan”,pikirku.Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 06.15.
“Yaa Allah,telat ngga’ ya”,ujarku dengan
nada khawatir.
Kluuunting…………….!
Hp-ku
berbunyi,ada satu pesan masuk.Ternyata dari salah satu temanku,Bani.
“Assalamualaikum…Gimana,kamu sudah berangkat
belum,han.N gitarnya udah kamu bawa apa belum”,tanya bani dalam sms itu.
Segera
kujawab pesan itu.
“Waalaikumsalam Warahmatullah,belum ex
ban.Masih nunggu nanang n rahmad ngambil gitarku,cz mau aku titipin sama
mereka”.
“Gimana kalau aku jemput ke pantimu,pake
motornya Ridlo.Soalnya temen-temen sudah banyak yang kumpul nih”,tawar bani
kepadaku.Segera kubalas sms dari bani
itu.
“Boleh juga tuch...kamu kesini aja.Biar
nanang nanti ku-sms kalau aku ga jadi nitip gitar sama dia”,jawabku.
“Ok…tunggu ya.Aku segera terbang kesana”,balas
bani.
Ada
setitik embun harapan untuk bisa datang tidak terlambat dalam hatiku.Segera ku
kirim sms kepada nanang.Bahwa aku
tidak jadi nitip gitar sama dia,karena aku mau dijemput sama bani.
Sepuluh
menit kemudian banipun datang.Aku lega.
“Ayo agak
cepat.Temen-temen udah banyak yang kumpul”,ujar bani.
“Hla,nanang
sama rahmad udah nyampe STAIN belum tadi??”,tanyaku pada bani.
“Kelihatane
belum,tapi udah kamu sms kan,kalau
kamu udah ku jemput”,kata bani.
“Udah
kok.Sekitar sepuluh menit yang lalu.Ya udah ayo berangkat”,ajakku.
“Ayo”,jawab
bani.
Kamipun
segera melaju dengan cepat bersama VEGA-ZRnya
ridlo.Sampai di STAIN teman-teman telah menunggu.Bani memarkirkan sepeda motor,sedangkan
aku berjalan menuju kumpulan teman-teman laki-laki dengan membawa gitar
ditangan kanan.Tiba-tiba aku terkejut tatkala teman-teman mahasiswiku
memandangku seraya bersorak,
“Ciiiie-ciiie,keren.Ustadznya
bawa gitar ex….!!!”.
“Wah-wah,ustadznya gaul juga
ya”,seru temanku yang lain.
“Udah tho,jangan buat aku jadi
malu”,jawab ku sekenanya seraya mempercepat langkahku dengan agak menunduk.
Entah
berapa banyak komentar yang ditimpakan padaku,yang jelas mereka telah membuat
aku malu dan salah tingkah.Entah mengapa??aku juga tidak tahu.Yang
jelas,mata-mata itu menyoroti aku.Aku tak tahu apa makna dari pandangan mereka.Hanya Allah dan
merekalah yang tahu.Aku segera bergabung dengan teman-teman mahasiswa.
Tak lama
kemudian,nanang dan rahmad pun tiba.Akupun meminta maaf kepada mereka,ternyata
tak lama setelah aku berangkat,mereka tiba di pantiku.Kujelaskan semuanya dan
mereka pun memakluminya.Setelah dirasa semua yang datang komplit,maka kami
semua pun berangkat ke rumah dana yang berada di daerah Suruh.Teman-teman
panitia yang lain juga sudah ada yang stand
by disana.Bus pariwisata yang akan mengangkut kami berada di rumah
dana.Dana membawa mobil untuk menjemput teman-teman mahasiswiku yang tidak
mendapatkan boncengan.sedangkan aku sendiri,membonceng ridlo,bani dengan
Bahrain dan temanku yang lainya juga sudah mendapatkan boncongan.Ku titipkan
gitarku di dalam mobil dana,agar tidak terlalu repot.
Tiba
dirumah dana,kamipun bersalaman dengan keluarganya.Kulihat beberapa orang
temanku yang sudah ada disana.Ada hudi,nurul,machitoh dll.Segera kusapa mereka,
“Assalamualaikum”,sapaku kepada mereka.
“Waalaikumsalam”,jawab mereka sembari
tersenyum.Kusalami tangan hudi saja.
“Gimana
han……gitarnya kamu bawa ga’???”,tanya hudi.
“Udah
kok,kutitipin di mobilnya dana”,jawabku sederhana.
“Ooooooh”,ujar
hudi sambil manggut-manggut.
Semua
teman-teman yang saling berboncengan sudah sampai,namun dana dan para mahasiswi
belum tiba.Cukup lama kami menunggu mereka,kurang lebih lima belas menit.
Deru
suara mobil terdengar,ku yakin itu adalah mobil dana yang membawa teman-teman
mahasiswiku.Dan ternyata dugaanku benar.Lega juga hatiku ketika mereka turun
dari mobil.Kuhampiri mereka dan kuambil gitarku yang kutitipkan di pintu
belakang.Terlihat disana wajah Nita yang tengah tersenyum.Setelah barang-barang
mereka turunkan.Hudipun mengajak kami semua untuk masuk bus,untuk memulai
perjalanan.
“Temen-temen,kalau
begitu mari kita langsung masuk bus aja.Soalnya kita sudah terlambat nih”,sahut
hudi sembari menatap jam tanganya yang menunjukkan pukul 08.00.
“Ayo”,sahut
teman-teman bersahutan.
Kamipun
masuk dan memilih tempat duduk yang paling kami sukai.Aku memilih tempat duduk
nomor 2 dari belakang.Karena aku membawa gitar.Di depanku ada Agna dan Fani,di
sampingku ada Dana dan Milkha,dibarisan belakang ada tegar,ridlo,munir dan ahmad.sedangkan
yang duduk sebangku denganku adalah Beni.Setelah kuletakkan tas dan aku kembali
duduk.Pak sopirpun memulai menjalankan bus.Kami semua berangkat dengan jumlah
35 orang.Hudipun mengambil mic mulai
memimpin perjalanan layaknya pemandu wisata.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”,hudi
mulai membuka acara dengan penuh semangat.
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh”,jawab
kami semua yang juga penuh semangat.
“Teman-teman
yang dimuliakan oleh Allah Azza Wajalla.Sebelum kita memulai perjalanan,marilah
sejenak kita tundukkan kepala.Kita ketuk pintu langit seraya memohon
perlindungan dan keselamatan kepada Allah swt.Berdo’a………Dipersilahkan…”,sahut
hudi dengan kata-kata yang cukup puitis.Serentak kami semua menundukkan kepala
untuk berdo’a.Sedikit bergetar hatiku ketika mendengar kata-katanya,seraya
berdo’a dengan penuh khidmad.
“Berdo’a
selesai”,kata hudi.
Kamipun
mendongakkan kepala secara bersamaan,mengusapkan kedua tangan ke wajah masing-masing
sambil berucap,”Amiin”.Setelah
berdo’a,hudi pun mengenalkan Bapak sopir bersama kernetnya.Hudi lebih banyak
bicara untuk menghilangkan kebosanan kami.Sesekali ia menyisipkan humoran segar
untuk mencairkan suasana.Kami semua hanyut dalam kegembiraan yang tak dapat
kami ungkapkan dengan kata-kata.Ada yang berbincang-bincang dengan teman satu
bangku,ada yang tengah asyik mendengarkan music dangdut,ada yang sibuk sendiri
dengan facebook-nya dan kesibukan-kesibukan yang beraneka ragam lainya.Sedangkan
aku sendiri tengah hanyut bersama petikan gitar seraya melantunkan
lagu-lagu.Lebih sering kulantunkan lagu-lagu Ungu,seperti “tercipta untukku”,”sejauh mungkin”,dilema cinta”,serta lagu-lagu
lain yang bisa kumainkan dengan gitar.Sesekali juga kulantunkan lagu-lagu
religi agar tak terlalu hanyut dalam kegembiraan itu.
Setelah
dirasa cukup lama memimpin acara,hudipun mundur.Dan menyerahkan acara kepada
sie acara yang telah menyiapkan berbagai acara.Yaitu nanang dan milkha.Aku
sudah tidak memegang gitarku lagi,karena aku sudah merasa agak lelah dan
bosan.Gitarku dipinjam temanku yang duduk dibangku paling depan,Bahrain
namanya.Ia juga cukup mahir memainkan gitar.
Ketika
tiba saatnya nanang dan milkha mengisi acara,kami pun kembali semangat dan
mengikutinya dengan antusias.Mereka membawa sebuah kantong yang berisi undian.Entah
digunakan untuk apa,aku belum mengetahuinya.Milha pun menjelaskan aturan
mainya.
“Temen-temen
semua,kita sekarang berada pada acara yang cukup menyanangkan,yang dijamin
membuat anda semua tersenyum”,kata milkha sambil tersenyum.Ia pun melanjutkan
pembicaraanya.
“Acara
kali ini berjudul “Gombal-Gembel”.
“Jika saya
mengambil undian yang pertama,maka yang saya panggil harus maju.Silahkan
menggombal dan pilih salah seorang cewek untuk menjadi obyek gombal-an.Kalau
tidak berani memilih secara langsung,silahkan ambil undian ini.Disini hanya
tertulis nama-nama cewek”,ujar milkha seraya menunjukkan kantong undian yang
lain.
“Bila
sudah selesai menggombal,cowok itu harus memilih temen cowoknya untuk maju,melakukan
hal yang sama yaitu menggombal.Ingat obyeknya hanya cewek.boleh dipilih
langsung atau melalui undian”.jelas milkha dengan panjang lebar.
“Gimana teman-teman,kalian
semuanya setuju??????”,tanya milkha kepada semua teman-teman.
“Setujuuuuuuuuuuu…..”,sorak
teman-teman penuh dengan semangat.
“Sekarang kita mulai,”ucap milkha
seraya mengambil undian disampingnya yang dibawa oleh nanang.
“Siapakah yang akan membuka
lembar-lembar kata-kata gombal pertama kali”,seru nanang layaknya komentator
sepak bola.
Kami
semua menunggu-nunggu dengan tidak sabar.Milkhapun membuka gulungan undian itu
dengan tersenyum dan bersorak,
“Bahrain……………
“Silahkan
maju”,sahut milkha dengan semangat. Bahrain pun melangkahkan kakinya maju
dengan tersenyum.Sorak sorai teman-teman terdengar riuh disetiap sudut
bus.Akupun tersenyum melihatnya,sepertinya nanang dan mikha berhasil mencairkan
suasana.
“Silahkan
memilih cewek langsung,boleh juga melalui undian”,sahut milkha
mempersilahkan.Bahrainpun lebih memilih melalui undian.Ia buka undian itu secara
perlahan dan ia pun berujar,
“Nganu………..!!!
“Mbak
Nurul Qomariah”,serunya dengan nada agak malu-malu.
Spontan
sorak-sorai teman-teman bertambah riuh dan menyesaki bus.Aku pun turut
tersenyum dan menatap expresi Nurul yang kelihatanya cukup malu.Ia juga menjadi
sie kerohanian yang sama dengan aku.
Bahrainpun
mulai melontarkan kata-kata gombalnya yang dibungkus dengan aroma
cinta.Sekatika itu pula,rona wajah nurul menjadi kemerahan.Ia tersipu malu dan
agak salah tingkah.Namun segera ia menepisnya dan meminimalisir rasa malunya
dengan tersenyum.Sederhana namun indah dipandang.
Setelah
Bahrain maju,hudapun mengajukan diri untuk maju dan menggombal.Ia memilih tina
sebagai obyek gombalan.tina adalah salah satu teman mahasiswiku yang menjabat
sebagai Sekretaris.Hudapun memulai melantunkan syair-syair cintanya.Ia ucapkan
segala mutiara-mutiara cinta dalam hatinya.Dan ia seolah-olah telah mampu
membuat tina melayang.Kulihat raut wajah tina,tersenyum sangat manis meskipun
sedikit malu-malu. Siapa saja yang melihatnya pasti tersihir akan panorama
keindahan wajahnya.”
“Subhanallah,Maha
Suci Allah Sang Pemahat Wajah yang paling indah”,pekikku dalam hati.
Ku
mencoba mengartikan expresi wajah tina itu.Dalam penafsiranku,ia tengah
melayang tinggi ke angkasa bersama paus akrobatis dan menyentuh raksi bintang
paliiiiiiiing manis,itulah yang kutangkap dari expresi wajahnya yang memiliki
sejuta makna.Setelah dirasa cukup,huda pun kembali ke tempat duduknya,begitu
pula tina.
Sekarang
huda memilih Zamroni,alias Azami.Azamipun pandai menggombal bak pujangga yang
tengah merindukan kekasihnya,Khalil
Ghibran pun mungkin terkalahkan olehnya.Mahasiswi yang menjadi obyek
gombalanya adalah Astina.Seorang mahasiswi yang cukup tinggi dan murah
senyum.Azami pun memulai gombalan-gombalanya.Luar biasa,kata-katanya sangat
mengagumkan.Seolah-olah ia telah mampu menanamkan sekuntum mawar cinta didalam
hati Astina.Astina pun tak bisa memungkiri,hatinya berbunga-bunga.Jikalau
bunga-bunga itu nyata,tentulah akan cukup bila dibagikan kepada semua orang
yang ada di bus.
Setelah
Azami selesai,maka ia menunjuk Bani untuk maju kedepan.Banipun maju dan
mengambil undian.Ia buka undian itu,dan tertulis,
“Ziaul haq”.
Seorang
mahasiswi yang sederhana dengan balutan jilbab biru cerah disertai kaca-mata
yang menambah keanggunanya.Kedua orang itu(bani & ziaul) dimataku,adalah
orang yang pendiam.Namun jangan remehkan,banipun tak mau kalah.Ia juga mampu
romantic,untaian kata-kata cintanya disertai panah-panah asmara yang tak bisa
dihindari oleh ziaul.Namun Ziaul mampu mengusai dirinya.Ia hanya tersenyum
simpul tatkala mendengan untaian-untaian kata tersebut.
Setelah
bani selesai,iapun ditanya oleh milkha.
“Ban,sekarang
kamu nunjuk siapa,”tanya milkha.Banipun menengok semua orang yang ada di
bus.Pandangannya berhenti tatkala ia memandang kearah belakang.Ya,ia
memandangku.Dan ternyata ia menunjuk aku sebagai penggombal berikutnya.
“Aku
nunjuk Solehan aja”,jawab bani sembari tersenyum.
Spontan
sorak-sorai teman-teman kian bergemuruh didalam bus,suasana kian menyenangkan
bagi mereka semua.Jantungku berdegup kencang seketika,tubuhku menjadi panas
dingin dan tak terasa keringat dingin keluar dari tebuhku.Aku
malu,takut,khawatir dan masih banyak lagi perasaan lain yang bercampur-aduk
menjadi satu.Namun segera kutepis rasa minder dengan berdehem,dan aku mantapkan
diriku untuk maju kedepan.
“Ehm…ehm…”
“Untung saja aku pernah membaca sebuah buku
karya Habiburrahman El-Shirazy yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih 2”.Jadi aku bisa mengutip salah satu puisi
yang terdapat dalam novel itu yang kebetulan aku hafal”,ujarku dalam hati
sembari melangkahkan kaki.
“Oke,Solehan
maju….beri tepuk tangan yang meriah buat dia”,ujar milkha yang agak membuatku
menjadi minder.Tapi biarlah,aku tak peduli.Yang penting sekarang aku mau maju.
“Baiklah”,jawabku
dengan nada yang bergetar.Kuakui aku malu sekali,karena harus berhadapan dengan
banyak bidadari yang bermata bening dalam bis ini.Pandanganku kosong
sejenak,kemudian kupandangi mereka semua seraya berkata,
“Aku
ngga’ bisa nggombal”.
“Ya
sebisamu tow han”,seru hudi dan tina hampir bersamaan.
“Baiklah,tapi
aku hanya punya sebuah puisi saja”,jawabku
“Ya
udah,ga pa-pa.Biarin dulu hud,apa yang ingin dia tampilkan.Lantas,kamu
peruntukkan buat siapa puisimu itu”,Tanya tina sambil tersenyum.Dan kubalas
senyumanya sembari menjawab,
“Puisi
ini kupersembahkan kepada calon bidadari duniaku yang kelak menjadi teman
hidupku dalam keadaan suka maupun duka,yang telah tertulis dalam Lauh Mahfudz.Untuk dia yang kucintai
karena Allah Azza wajalla”,jawabku dengan nada yang cukup puitis dan penuh
penjiwaan.
Spontan,sorak-sorai
teman-teman tak terbendung lagi.Sedangkan aku sendiri,tak tahu seperti apakah
expresi wajahku.Aku malu.Sangat malu.Perlahan kulantunkan puisi cinta penuh
penjiwaan,yang kupetik dari salah satu novel pembangun jiwa.
Sekalipun
cinta telah kuuraikan
Dan
kujelaskan panjang lebar
Namun
jika cinta kudatangi,
Aku jadi
malu pada keteranganku sendiri
Meski
lidahku telah mampu menguraikan dengan terang
Namun
tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang.
Sementara
pena tergesa-gesa menuliskanya.
Kata-kata
terpecah berkeping-keping,begitu sampai kepada cinta
Dalam
menguraikan cinta,
Akal
terbaring tak berdaya
Seperti
keledai yang terbaring dalam lumpur
Cinta
sendirilah yang menguraikan cinta dan percintaan.
Luar
biasa,sorak-sorai teman-temanku pun lebih keras dari yang sebelumnya.Disertai
tepuk tangan yang meriah dan membahana.Semua pandangan tertuju padaku,disertai
senyuman yang membahagiakan hatiku.Nanang yang sedari tadi berada disampingku
pun menyalamiku seraya berkata,
“Selamat
kawan,keren abiz…..”,ujar nanang.
Akupun
tersenyum kepadanya dan aku kembali ketempat dudukku,kupercepat langkah
kakiku.Kuberjalan dengan menundukkan pandangan.Sumpah aku sangat malu.Baru kali
ini aku melantunkan sebuah puisi dihadapan teman-temanku.Namun aku juga sangat
bahagia,karena aku berhasil membuat teman-teman tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah”,pekikku dalam hati.
“Ya.Itu
tadilah penampilan Solehan yang sangat memukau.Terima kasih kami ucapkan kepada
Solehan”,seru milkha sembari memandangku.Dan akupun hanya tersenyum.
Dan
acarapun terus berlanjut.Tak lama kemudian,kurang lebih pukul 12.45,kamipun
tiba di Pantai Sundak.Aku beserta teman-temanku segera turun dari bus.Panas
sekali suasananya.Sinar terik matahari membuatku bercucuran keringat.Kulepas
jaket yang tengah ku kenakan.Serta-merta aku menuju mushalla yang tak jauh
dari tempat parkiran.Kuambil air
wudhu,namun panas tubuhku belum hilang.Air disana serasa hanya lewat saja.Tapi tak
apa,yang penting aku bisa berwudhu dan melaksanakan shalat dhuhur berjamaah
dengan teman-temanku.Setelah dzikir dan shalat sunnah Ba’diyah dhuhur,aku dan teman-temanku berkumpul dibawah pohon untuk
menikmati makan siang berupa nasi kotak.Sungguh nikmat,makan nasi yang ditemani
lauk ayam goreng,tumis buncis dan sebuah kerupuk.
“Alhamdulillah”,ujarku ketika selesai
makan siang.Setelah makan siang,kamipun segera pergi menuju pantai
Sundak,pantai yang masih baru dan sedang di promosikan kepada khalayak
masyarakat.
“Subhanallah,betapa indahnya bumi Allah
ini”,ujarku dalam hati.Berkali-kali aku bertasbih menatap keindaan ciptaan Sang
Maha Cinta,yang mencintai makluk-makhluknya.Langit terbentang luas,awan yang
mengepul indah,ombak yang tengah menari-nari,angin yang berhembus
sepoi-sepoi.Sungguh Ciptaan yang Maha Dasyat dari Sang Maha pencipta.Inilah
salah satu factor yang mendorongku untuk mengikuti kegiatan ini.Karena melalui
kegiatan ini aku bisa mentadabburi Alam Allah yang indah ini.Kupandangi semua
yang ada disekitarku dengan mata hati,karena dengan hati tersebut ku bisa
merasakan betapa dekatnya dan banyaknya nikmat-nikmat Allah yang kurasakan.”Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan”.
Kami
semuapun mengambil foto bersama untuk kenang-kenangan.Kami tunjukkan segala
expresi diri dihadapan kamera.
“Sungguh,kebersamaan
yang takkan pernah terlupakan”,pekiku dalam hati.
Tak
lupa,akupun turut mengabadikan foto pribadi.Sangat disayangkan bila tak
memfoto.Kebersamaan dan kekompakan akan berlalu begitu.Indahnya alam turut
berpengaruh kepada hati kami.Pernah terlintas dalam pikiranku,
“Lantas
seperti apakah surga Allah itu ya??”
“Wallahu a’lam.Hanya Allah yang
Mengetahui”,jawab hatiku.
Kulihat
sebagian temanku ada juga yang berendam diair yaitu taufik.Seorang mahasiswa
yang narsiz abiz,ada yang tengah berfoto dengan gayanya,duduk-duduk di pasir
putih ataupun duduk-duduk diatas batu yang agak teduh.Ridlo,ahmad,munir dan
dadang lebih suka duduk diatas batu sambil menatap langit.Pernah kubaca sebuah
buku,Akan mendapatkan berbagai manfaat ketika seseorang menatap langit.Salah
satunya adalah menjadi kiblat orang-orang yang tengah dilanda rasa
rindu.”Mungkin mereka tengah dilanda rindu”,ujarku dalam hati.
Setelah
cukup lama kami disana,kamipun segera kembali kedalam bus.Aku segera mengambil
perlengkapan untuk mandi.Selesai mandi,aku kembali kedalam bus.Sambil menunggu
teman-temanku yang lain akupun mengambil gitar untuk kumainkan.Kudendangkan
sebuah lagu dari Maher Zain yang berjudul “Insha
Allah”.Sungguh indah.
Setelah
dirasa semuanya kumpul kembali.Kamipun melanjutkan perjalanan.Tujuan kami yang
selanjutnya adalah Malioboro.Sang sopirpun memutar lagu dangdut yang dipinta
teman-teman.Dalam perjalanan ke malioboro,sie acara mengisi acara tebak-tebakan
dan pembagian Doorprize untuk teman-teman yang maju menjawab dan juga mereka
yang tadi maju untuk Gombal-gembel.Setelah acara itu,kami lebih banyak
istirahat karena kelelahan.Namun aku masih terjaga,cukup mual juga perutku
karena jalan yang dilalui terjal dan berliku.
Hampir 2
setengah jam perjalanan menuju malioboro ini.Tepat pukul 05.00 sore.Saat tiba
disana,kami langsung menuju musholla untuk melaksanakan shalat ashar.Setelah
shalat,kami semua berpencar.Aku,nanang,rahmad,taslim,ridho,dan Bahrain
jalan-jalan menuju pasar malam.Kulihat dikeramaian itu,milkha dan etik.Mereka
hanya berdua.Ketika kami tiba didepan penjualan kaset VCD/DVD,maka kamipun
membeli kaset film untuk diputar nanti malam ketika perjalanan pulang.Kami
semua sepakat memilih sebuah film yang berjudul “Dikejar Setan”.Ya,memang sebuah film horror.
Tak
terasa azdanpun berkumandang.Segera kupercepat langkahku bersama ridlo untuk ke
mushalla tadi.Sedangkan teman-temanku yang lain jauh dibelakang.Kulihat
teman-teman mahasiswi telah usai shalat.Kemudian akupun shalat.Setelah usai
shalat magrib,kami semua pun kembali berpencar dan hingga tinggal aku dan
ridlo.Kami berdua lebih merasa asyik berjalan-jalan menatap keindahan malam
dikota Yogja.Masuk kepasar malam dan membeli oleh-oleh seadanya dan kembali ke
bus.Karena masih menunggu lama,maka kami mengisi perut yang mulai agak
keroncongan itu.Kebetulan grobak sate ayam tengah melintas didepan kami.Kamipun
memesan.Kami makan dengan lahap,ditemani sebotol minuman “Pocari swet”yang ku beli saat menuju pasar malam.Sungguh indah
malam itu.Kulihat banyak orang berlalu-lalang di depan kami,namun tak
mengurangi selera makan kami.Usai makan,akupun mengambil gitarku yang ada di
dalam bus.Ku nyanyikan sebuah lagu yang berjudul “Sere Nada”,yang beraliran rege.Lagu yang kupersembahkan buat
orang-orang yang tengah menderita dan tertindas dalam hidupnya.Kunyanyikan
dengan penuh penjiwaan hingga tak terasa teman-teman telah berkumpul.Namun
masih ada saja yang telat.Tapi tak apa,karena melihat teman-temanku semua
gembira dan masih segar-bugar,maka hilanglah semua kepenatanku selama sehari
penuh itu.Tak ada satupun temanku yang mengeluh kesusahan,semuanya bergembira.
Kini tiba
saatnya untuk pulang.Buspun melaju dengan cepat.Jalan yang kami lewati banyak
yang terjal,membuat teman-temanku mual dan pusing.Hudi merasa ingin muntah,begitu
pula machitoh.Sebenarnya aku juga merasakan mual,tapi karena aku asyik menonton
film horror itu,akupun jadi lupa dengan rasa mual itu.Temanku yang lain lebih
banyak yang tertidur daripada yang terjaga.Hanya beberapa orang saja.Aku tak
bisa tidur nyenyak didalam bus,karena jalan-jalan yang dilewati tak
halus.Hingga tak terasa bus kamipun telah tiba didepan rumah dana.Teman-temanku
sudah bangun dari tidur mereka.Segera kami mengangkut barang-barang kami
keluar.Kini terlihat wajah-wajah letih mereka.Kami langsung masuk rumah
dana.Teman-teman ada yang wudhu untuk melaksanakan shalat isya,ada yang
menonton tv,ada pula yang tiduran.Aku nonton tv sambil tiduran.Untung saja tadi
aku sudah melaksanakan shalat isya disana,jadi aku bisa bersantai-santai dahulu.Kami
belum boleh tidur,kami disuruh oleh keluarganya dana untuk menyantap makan
malam yang telah mereka sediakan.Kamipun segera makan.Keluarga dana sangatlah
ramah kepada kami,kami pun diperlakukan layaknya raja.
“Subhanallah.Semoga Allah membalas kebaikan
mereka semua.Amin yaa Rabb”,sahutku
dalam hati.Satu pelajaran yang kudapatkan dari keramahan dan kebaikan
mereka,yaitu:Muliakanlah tamu-mu,maka Allah kelak akan memuliakanmu.
Setelah
kami menyantap makan malam yang telah tuan rumah sediakan.Perlahan satu per
satu dari kami menuju kasur empuk yang sedari tadi telah melambai-lambai.Masih
kulihat teman-temanku yang masih asyik menonton sepak bola.Sekarang baru
kurasakan rasa kantuk yang luar biasa.Kurebahkan tubuhku yang cukup letih itu
ke kasur.Dan sungguh betapa nikmatanya karunia Allah yang telah Ia(Allah)
limpahkan kepadaku.Kuawali tidurku dengan lantunan doa,agar aku Dijaga oleh-Nya
hingga nanti bangun.Perlahan kupejamkan mataku,untuk memulai dunia mimpi yang telah
siap menghias malamku.
@@@
“Allahu Akbar,Allahu Akbar”,suara adzan
subuh yang berkumandang.Segera aku bangun dari tempat tidurku.Kuambil semua peralatan
mandi,untuk membersihkan diri.Dingin,namun sangat menyegarkan.Usai mandi,aku
langsung mengambil air wudhu dan segera melaksanakan shalat subuh.Ku terlarut pada
suasana indah dalam shalat,kubersujud kehadirat-Nya dengan penuh khidmat.Ku
lantunkan kalimah-kalimah Thayyibah
untuk mensucikan namaNya.Kubermunajat kepadaNya dengan penuh cinta.
“Allahumma inna nasalukal huda,wattuqo,wal
‘affafa wal ghina. Rabbana laa tuzih qulubana ba’da idz hadaitana,wahablana min
ladunka rohmah,innaka antal Wahhab.Rabbana hablana min azwajina wa
dzurriyyatina qurrota a’yun wajjalna lil muttaqi na imaama.Rabbana dzolamna an
fusana,wa inlam taghfirlana,watarhamna lanakuu nanna minal
khosiriin.Robbighfirli waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbaya nii
shaghiiraa.Rabbana atina fiddunya khasanah,wafil akhiroti khasanatau,wakinaa
adzaabannar.Amiin yaa Rabbal alamin”.ucapku dalam doa seraya mengusapkan
kedua telapak tanganku ke wajah.Kumerasakan begitu indah cinta Allah itu.Cinta
yang benar-benar haqiqi dalam hidupku.
Sehabis
berdoa,akupun kembali bergabung dengan teman-temanku yang tengah bangun.Masih
ada juga yang belum bangun.Ingin rasanya aku membangunkan mereka.Namun aku
merasa kasihan,terlihat dari wajah mereka yang masih tampak kelelahan.
Waktu
telah menunjukkan pukul 06.15.Kulihat teman-temanku telah mandi,mereka terlihat
begitu.Kuraih gitar yang ada disampingku.Kupetik senar-senarnya secara
perlahan.Dan teman-temanku menghampiriku.
“Ayo
han.Nyanyi bareng-bareng”,ajak huda.
“Hu’um
han.Nyanyi-nyanyi,biar ga’ sepi”,ajak temanku yang lainya.
“Hla
terus mau nyanyi apa?”,tanyaku.
“Iya
nyanyi lagu-lagu dangdut,atau lagu pop kita buat dangdut.Gituuuuu”,jelas
teman-temanku.
“Ok-ok-ok…”,sahutku.
Akupun
melantunkan lagu-lagu yang mereka inginkan.Tak terasa,semakin lama teman-teman
yang lain ikut mengerumuni aku.Suasana pun menjadi cair.Cukup lama kami larut
dalam nyanyian-nyanyian itu.Disinilah kebersamaan dan rasa kekeluarkaan kami
terasa begitu hangat.Sebuah moment yang takkan pernah terlupakan.Setelah cukup
lama,akupun memberhentikanya.Ibunya dana menyuruh kami semua untuk sarapan
terlebih dahulu.Kamipun segera bergegas.Usai sarapan,kami para mahasiswa turut
membereskan ruang tamu,yang kami gunakan untuk tidur semalam.Sedangkan para
mahasiswi sibuk membersihkan urusan dapur,cuci piring,gelas dsb.
Setelah
selesai bersih-bersih,kami semua berkumpul.Begitu pula keluarga dana,si tuan
rumah.Hudi selaku ketua panitia pun mulai membuka acara penutupan itu.Ba’da
tahmid dan shalawat ia pun berkata,
“Keluarga
dana yang kami hormati,serta teman-temanku yang dimuliakan oleh Allah
swt.Tibalah kita pada pengujung acara.Kami mewakili segenap panitia ingin
mengucapkan berjuta terima kasih kepada keluarga mas dana yang telah berkenan
menyediakan tempat yang istimewa bagi kami semua.Kami tak mampu membalas
kebaikan dan keramahan Keluarga kalian.Cukuplah Allah yang kelak membalas
kebaikan kalian,kalaupun tak di dunia,semoga balasan itu datang di akhirat
sebagai wujud tabungan amal ibadah di dunia”,ucap hudi seraya memandangi kedua
orang tua dana.
“Amiin”,jawab kami serentak.Lalu hudi
melanjutkan pembicaraanya.
“Sekali
lagi kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk tuan rumah,mas dana
sekeluarga.Dan kami mewakili teman-teman semua memohon maaf yang
sebesar-besarnya,bila kedatangan kami semua mengganggu,atau merepotkan
kalian.Dari sikap-sikap yang menyinggung ataupun tidak berkenan dihati”.
Itulah
kata-kata yang menjadi sambutan penutup dari hudi selaku ketua panitia.Tibalah
saatnya tuan rumah angkat bicara,ibu dana mewakilinya.
“Anak-anakku
sekalian yang dimuliakan oleh Allah swt.Kami selaku tuan rumah pun mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya atas kedatangan kalian dirumah ini.Kami sangat
bahagia,kalian semua sudah aku anggap seperti anak kami sendiri.Dan kami atas
nam keluarga meminta maaf,bila dalam penyambutan dan penyediaan tempat kurang
berkenan dihati anak-anakku sekalian.Kami sudah berusaha sebaik-baiknya”,kata
ibu dana.
“Iya
nak,lain kali jangan sungkan-sungkan untuk main kesini.Anggap saja rumah
sendiri”,imbuh ayah dana.
“Subhanallah”,batinku dalam hati.Betapa
bijak dan mulianya hati kedua orang tua dana.Rendah hati serta ramah.Sungguh
pemandangan yang sangat indah didalam keluarga tersebut.
Setelah
kami mengucapkan sepatah dua patah kata,kami semua menyalami tangan kedua orang
tua dana.Kukecup tangan mereka seraya berkata,
“Terima
kasih ya bu,…pak….”,ujarku.
Usai
bersalaman,kamipun mempunyai sedikit kenang-kenangan untuk keluarga
dana.Penyerahan kenang-kenangan dari kami diwakili oleh Rahmad yang pada saat
itu sudah berpakaian rapid an terlihat tampan.Ia pun memberikan
kenang-kenanganya kepada ibu dana.Tetapi saat penyerahan,kami lupa untuk
mengambil gambar.Maka diulangilah penyerahan tersebut hingga diambil
gambar.Kami semua tertawa melihat kejadian itu.Sungguh suasana yang sangat
membahagiakan.
Setelah
itu kami semuapun segera pamitan dan pulang ke rumah.Sungguh pengalaman yang
takkan terlupakan
No comments:
Post a Comment